News Update :
Home » » Sastra Bangun Karakter dan Ideologi Bangsa

Sastra Bangun Karakter dan Ideologi Bangsa

Penulis : Rey Yudhistira on Selasa, 28 September 2010 | 22.27


SASTRA - Sastrawan adalah pemikir dan pemilik banyak gagasan. Sastra yang tanpa idelogi cenderung menjadi sastra tanpa tanggung jawab.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) Dodi Nandika Sastra mengatakan, sastra dapat dijadikan wahana untuk membangun karakter dan ideologi bangsa. 

Sebaliknya pula, katanya, ideologi dapat diungkapkan melalui sastra. “Maka dari itu, karakter bangsa harus diperkuat antara lain dengan bahasa dan sastra sebagai pilar penting,” ungkap Dodi, dalam Seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara, di Hotel Santika, Jakarta, Senin (27/9).

Dodi menyampaikan, kemajuan bangsa sangat berhubungan erat dengan kemampuan bangsa dalam mendayagunakan potensi dan karakter. 

Bagi bangsa yang cerdas, kata dia, bahasa dan sastra adalah sumber daya strategis untuk mengembangkan kreasi, inovasi dan keunggulan peradaban. “Bahasa adalah ‘makhluk hidup’ dan berkembang, yang harus dipelihara, dan bukan benda mati,” ujarnya.

Sehubungan dengan itu disebutkan, melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 24/2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, maka pemerintah berupaya untuk meningkatkan status kelembagaan Pusat Bahasa menjadi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Badan yang bertanggung jawab langsung kepada Mendiknas ini mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, pembinaan dan perlindungan bahasa dan sastra Indonesia. “Pembentukan badan ini sebuah komitmen baru, tonggak baru. Kesadaran baru dari pemerintah Indonesia untuk lebih meningkatkan martabat bahasa Indonesia,” kata Dodi pula.

Masih di tempat yang sama, Ketua Delegasi Brunei Darussalam, Dayang Hajah Aminah binti Haji Momim menerangkan, pihaknya sendiri mengembangkan bengkel pelestarian budaya Melayu sebagai usaha untuk menghidupkan budaya Melayu. “Kementerian Kebudayaan, Belia dan Sukan Brunei Darussalam menghidupkan kegiatan teater yang mendukung cerita-cerita rakyat, termasuk cerita legenda dan mitos, untuk dipersembahkan kepada wisatawan,” jelasnya.

Sementara Ketua Delegasi Malaysia Dato’ Haji Termuzi bin Haji Abdul Aziz, juga menyampaikan bahwa seminar ini dapat meluaskan horison sastra Melayu di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam, serta tidak memisahkan (ketiga negara) secara geopolitik. “Kita disatukan melalui nurani dan semangat sastra. Kajian terhadap karya kita yang dibuat oleh para peneliti, akan turut meletakkan sastra kita di mercu sastra dunia,” ujarnya.

Wakil Kepala Pusat Bahasa Agus Dharma menambahkan, setiap sastrawan memiliki gagasan tertentu yang ingin dikemukakan kepada pembaca. Ideologi, kata dia, merupakan buah pemikiran yang berkehendak ‘membenahi’ kehidupan, berdasarkan nilai-nilai yang mampu menggerakkan penganutnya.

Sastrawan sebagai pemikir, katanya pula, memiliki orientasi yang bertaut dengan sebuah ideologi. “Sastra tanpa ideologi mempunyai kecenderungan menjadi sastra tanpa tanggung jawab intelektual,” ujarnya.

Seminar yang mengambil tema “Sastra dan Ideologi” ini, diselenggarakan oleh Pusat Bahasa sebagai pengelola Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) Indonesia. Mastera sendiri merupakan organisasi yang menjalin kerja sama kesastraan antara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Kegiatan yang dilakukan antara lain berupa seminar, program penulisan bagi sastrawan muda, penerbitan jurnal, serta penyusunan antologi karya sastra dan penelitian sastra.


source : riaupos.com
Share this article :

+ komentar + 6 komentar

lulu caem
29 September 2010 pukul 00.35

mantap blognya kanda ada juga headlinenya..mantap tawwa..

29 September 2010 pukul 08.58

salam kenal balik orang bulukumba juga ya

29 September 2010 pukul 09.02

iya..saya orang Bulukumba..

29 September 2010 pukul 15.05

Andai aku ngerti Sastra, pasti q tau ideologi, sayang aku tak pernh sekolah!
Hmm. . .
Q dateng neh :D

29 September 2010 pukul 22.28

ya meskipun saja bukan orang sastra, tapi ngeblog bagi saya telah mampu menymbangkan sedikit senggolan kepada sastra kita :)

30 September 2010 pukul 01.54

walau ga terlalu ngerti sastra, tp aku penikmat sastra juga lho :)

Posting Komentar

SEO Stats powered by MyPagerank.Net
 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Bukan Sastrawan . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger