News Update :
Home » » Pemerintah Harus Ubah Pola Pikir Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah Harus Ubah Pola Pikir Pengentasan Kemiskinan

Penulis : Rey Yudhistira on Senin, 20 September 2010 | 15.00

Tidak efektifnya penekanan angka kemiskinan dengan program yang dicanangkan pemerintah disebabkan karena pola pikir pemerintah yang tidak masuk ke akar permasalahan. Harusnya, pemerintah menggiatkan pembangunan infrastruktur, bukan bantuan langsung terhadap masyarakat miskin.

"Saat ini pemerintah hanya memberikan dana tunai. Harusnya pemerintah membangun infrastruktur untuk menggerakkan ekonomi. Yang terjadi sekarang, masyarakat miskin semakin ditutup aksesnya terhadap sumberdaya ekonomi," ungkap anggota Komisi XI dari Fraksi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari di Jakarta, Senin (20/9).


Bahkan, untuk program PNPM yang menjadi andalan pemerintah, lanjut Eva juga tidak menyentuh akar permasalan. Hal ini disebabkan, karena konsep PNPM yang mirip dengan bantuan langsung tunai, tapi sifatnya untuk desa.

"Ini kan juga konsepnya charity, bukan pengembangan infrastruktur, jadi hasilnya juga tidak akan jauh berbeda dengan BLT," ujarnya.

Dana PNPM selama ini digunakan hanya untuk membangun fasilitas yang tidak berdampak langsung terhadap pemberantasan kemiskinan. Misalnya, untuk membangun kantor atau merenovasi sekolah, yang sebenarnya sudah menjadi tugas pemerintah pusat. Untuk itu Pemerintah wajib menjelaskan secara konkret pelaksanaan PNPM selama ini.

"Jangan sampai sepereti yang lalu. Masa anggaran PNPM pada tahun 2009 lebih tinggi daripada 2008, tapi angka penurunan tingkat kemiskinan pada 2009 malah justru lebih rendah daripada 2008?," ujarnya.

Tidak hanya itu, di tataran implementasi, pelaksanaan PNPM Mandiri disinyalir sarat penyelewengan. Miliaran rupiah dana PNPM dialirkan hanya untuk kepentingan pengembangan birokrasi, bukan untuk pengentasan kemiskinan.

Penyelewengan ini disebabkan minimnya pengawasan, padahal alokasi dana yang digulirkan nilainya fantastis dan setiap tahun trennya meningkat.

"Selain konsepnya yang keliru, hambatan juga datang dalam implementasinya, dimana banyak terjadi kebocoran dan korupsi," tukasnya.

Dihubungi terpisah Deputi Menko Perekonomian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Erlangga Mantik mengatakan pemerintah tetap optimis setiap satu persen pertumbuhan dapat menciptakan lapangan pekerja sebanyak 400 ribu. Ini terus menunjukan angka peningkatan. Harus diakui, kata dia, angka indeks ini sempat turun karena sejumlah industri terkena dampak krisis.

"Tapi sekarang kita optimis, karena investasi kita sudah membaik dan industri kita juga sudah mulai tumbuh mencapai 4 persen," kata dia.

Perbaikan juga dapat dilihat dari tren ekspor yang terus meningkat.

Target pertumbuhan ekonomi pada 2010 yakni 5,8 persen sedangkan pada 2011 mendatang diperkirakan bisak mencapai 6,3 persen. Sementara itu upaya target pemerintah untuk menurunkan angka pengangguran 8 sampai dengan 10 persen memang bukan hal yang mudah. Perlu diupayakan yang keras untuk mencapai itu. "Kita harus kerja ekstra keras," ucapnya.


source : mesia indonesia com

Share this article :

Posting Komentar

SEO Stats powered by MyPagerank.Net
 
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Copyright © 2011. Bukan Sastrawan . All Rights Reserved.
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger